Gambar 1
Autonomus System sendiri didefinisikan sebagai sebuah wilayah jaringan dimana dalam wilayah jaringan tersebut berisi kumpulan router-router yang saling terkoneksi. Antar router tersebut nantinya akan saling mempertukarkan informasi rute yang terdapat dalam tabel routing pada masing-masing router. Diperlukan
peran dari protokol routing agar bisa dipertukarkan. Protokol routing sendiri dibagi menjadi dua kategori; IGP (Interior Gateway Protocol) dan EGP (Exterior Gateway Protocol). IGP artinya prtokol routing yang khusus diaktifkan pada sebuah router yang terletak dalam sebuah wilayah AS. Contoh dari protokol routing dalam kategori IGP diantara adalah RIP, IGRP, EIGRP, OSPF, dan IS-IS. Sedangkan EGP khusus diaktifkan pada router yang digunakan untuk menghubungkan antar wilayah AS yang berbeda.
Gambar 1 menjelaskan sebuah jaringan yang terbagi dalam dua wilayah AS yaitu AS 100 dan 200. Masing-masing wilayah AS sudah terdapat router-router yang saling terkoneksi. Misalnya untuk wilayah jaringan dengan nomor AS 100. Di dalam wilayah AS 100 terdapat router R1, R2,R3, R4, dan R5 yang saling terhubung. Protokol routing yang diaktifkan pada kelima router tersebut harus dalam kategori IGP, misalnya OSPF. Dan agar informasi rute yang terdapat dalam wilayah AS 100 bisa dipertukarkan dengan wilayah AS 200, maka pada router R1 dan R6 harus diaktifkan protokol routing dalam kategori EGP, dan salah satu protokol routing dalam keategori EGP tersebut adalah BGP (Border Gateway Protocol).
Identitas dari sebuah wilayah AS sendiri adalah berupa nomor atau istilah lainnya adalah ASN (Autonomous System Number) yaitu dimulai dari nomor 1 sampai 65535, karena AS sendiri terdiri dari 16 bit. Dalam menggunakan nomor AS ada lembaga yang mengaturnya yaitu IANA (Internet Assigned Number Authority). Dan sebuah wilayah negara Asia Pasifik, urusan administrasi penggunaan nomor AS diatur oleh APNIC. Sama seperti alamat IP, penggunaan nomor AS juga dibagi menjadi nomor AS untuk jaringan private dan public (internet). Untuk rentang nomor AS yang digunakan dalam jaringan private terletak antara nomor 64512 sampai 65535. Di luar rentang nomor AS untuk jaringan private tersebut akan digunakan untuk jaringan public (internet).
Internet sendiri merupakan kumpulan dari beberapa wilayah AS yang saling terhubung dan saling berkomunikasi, dalam artian antar wilayah AS yang berbeda akan saling mempertukarkan informasi rute. Fungsi dari penggunaan protokol routing BGP disini adalah sebagai penghubung antar wilayah AS yang berbeda bisa saling berkomunikasi. Perusahaan skala besar biasanya akan menggunakan lebih dari satu ISP untuk bisa terhubung ke jaringan internet. Apabila hal ini yang terjadi, maka penggunaan protokol routing BGP sangat dibutuhkan didapatkan jalur yang optimal diantara pilihan koneksi ISP yang digunakan. Namun apabila hanya menggunakan satu ISP, maka penggunaan rute default sudah cukup untuk bisa terhubung ke jaringan internet.
BGP Peer (Neighbor)
BGP peer dapat diartikan sebagai hubungan/koneksi antar dua router yang telah diaktifkan protokol routing BGP (routing BGP). Proses koneksi antara kedua router tersebut bisa dalam wilayah jaringan dengan nomor AS yang sama atau berbeda. Apabila ada dua router BGP telah membentuk konsep BGP peer, itu artiya kedua router BGP tersebut sudah membentuk “adjacency”, sehingga informasi rute siap dipertukarkan antara kedua router BGP tersebut. Konsep adjacency dalam istilah router BGP sama seperti pada saat konfigurasi router OSPF. Dan salah satu syarat informasi rute dalam sebuah wilayah AS bisa dikirmkan ke wilayah AS yang lain adalah antara dua router BGP yang dijadikan sebagai pintu gerbang dari masing-masing wilayah AS sudah terjadi “adjacency”. Sebagai contoh keterangan gambar 2.2. Router R3 adalah pintu gerbang bagi router R4 untuk menuju ke wilayah AS 100. Begitupula router R4 adalah pintu gerbang bagi router R3 untuk menuju ke wilayah AS 200. Apabila informasi rute antara kedua wilayah AS tersebut ingin dipertukarkan, pasti perlu peran dari kedua router tersebut. Terlebih dahulu harus ada proses “adjacency” antara kedua router tersebut.
Konsep BGP peer antara dua router BGP dibagi dua yaitu :
a. IBGP (Internal BGP) adalah proses adjacency antara dua router BGP dalam
satu wilayah AS yang sama. Sebagai contoh, proses adjacency antara router
R1 dengan R3 yang terletak pada wilayah AS 100.
b. EBGP (Eksternal BGP) adalah dua router BGP yang berbeda wilayah AS.
Sebagai contoh, proses adjacency antara router R3 yang terletak dalam
wilayah AS 100 dengan router R4 yang terletak dalam wilayah AS 200.
Sedangkan hubungan/koneksi antara R1 dengan R4 tidak bisa dibuat
adjacency. Alasan utamanya adalah kedua router tersebut terletak pada
wilayah AS yang berbeda dan tidak terhubung secara langsung.
Sebagai contoh keterangan gambar 2.2. Router R3 adalah pintu gerbang
bagi router R4 untuk menuju ke wilayah AS 100. Begitupula router R4 adalah
pintu gerbang bagi router R3 untuk menuju ke wilayah AS 200. Apabila informasi
rute antara kedua wilayah AS tersebut ingin dipertukarkan, pasti perlu peran dari
kedua router tersebut. Terlebih dahulu harus ada proses “adjacency” antara kedua
router tersebut.
Konsep BGP peer antara dua router BGP dibagi dua yaitu :
a. IBGP (Internal BGP) adalah proses adjacency antara dua router BGP dalam
satu wilayah AS yang sama. Sebagai contoh, proses adjacency antara router
R1 dengan R3 yang terletak pada wilayah AS 100.
b. EBGP (Eksternal BGP) adalah dua router BGP yang berbeda wilayah AS.
Sebagai contoh, proses adjacency antara router R3 yang terletak dalam
wilayah AS 100 dengan router R4 yang terletak dalam wilayah AS 200.
Sedangkan hubungan/koneksi antara R1 dengan R4 tidak bisa dibuat
adjacency. Alasan utamanya adalah kedua router tersebut terletak pada
wilayah AS yang berbeda dan tidak terhubung secara langsung.
0 Comments